Selasa, 04 Oktober 2011





TAHUN 2001-2002
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Diajukan Oleh :
FIKADIANA L 201 95 8883
Periode 74 Maret - Juni 2001
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2001
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tambak Lorok merupakan salah satu daerah pantai di kota Semarang yang terletak di Sungai Banger, kelurahan Tanjung Mas, sekitar tahun 1950 pada kawasan ini muncul sebuah pemukiman yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian mencari ikan dan hasil laut lain atau sering disebut sebagai nelayan.
Dengan adanya fenomena bahwa masyarakat yang bermukim di kawasan ini memiliki ketergantungan terhadap Natural Resources (sumber alam) dalam hal ini laut sebagai tempat mencari ikan, sungai dan muara sebagai tempat menambat perahu dan keluar masuknya perahu ke laut, dalam hal ini telah menyatu dengan kehidupan kebudayaan masyarakat serta berlangsung turun menurun maka pemukiman ini lebih dikenal dengan Pemukiman Nelayan. Pada dasarnya bahwa pemukiman ini muncul karena ada keterkaitan tiga variable yang mempengaruhi masyarakat untuk tinggal pada kawasan ini, yaitu : 1. Lokasi
Posisi pada kawasan ini merupakan bagian dari aktivitas ekonomi yang cukup penting penting, karena aktivitas kawasan merupakan bagian dari aktivitas ekonomi kota Semarang. Adanya relasi yang kuat ini menunjukkan nilai strategis kawasan, dengan orientasi laut dan kawasan sekitar sebagai sasaran aktivitas.
2. Jarak Dengan orientasi laut dan kawasan sekitar sebagai sasaran aktivitas, maka jarak terhadap kawasan akan menampilkan hirarki intensitas aktivitas. Jarak lokasi kerja penduduk kawasan rata-rata kurang dari tiga km. jarak ke tempat aktivitas tersebut berkaitan erat dengan intensitas network atau jaringan kerja kawasan.
3. Sarana Pencapaian Lokasi dan jarak ke tempat aktivitas sangat berpengaruh terhadap sarana pencapaian atau sarana transportasi yang digunakan. Sehubungan dengan relatif dekat jarak dan lokasi ke tempat aktivitas maka sarana pencapian masyarakat ke tempat kerja kebanyakan ditempuh dengan berjalan kaki dan sepeda.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat nelayan tersebut lebih memilih tempat tinggal di Tambak Lorok karena pertimbangan kedekatan dengan lokasi kerja.
Dengan adanya karakteristik sosial pada masyarakat nelayan ini maka terdapat suatu karakteristik positif yaitu dari segi kehidupan dan penghidupan pendidikan dominant di sektor informal telah mengisi dan melayani berbagai kegiatan dan kebutuhan kota yang tidak mungkin dilakukan oleh kelompok atau golongan mapan di kota. Pola hidup bersama yang masih relatif kental merupakan potensi yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan dimasa depan. Penduduk kawasan ini merupakan bagian dari sub sistem kota, yang peranan dan fungsinya berpengaruh besar terhadap kehidupan kota. Pada tahun 2002 dengan luas usaha perikanan 2 Ha menghasilkan hasil usaha perikanan 1800 ton, hal ini didukung oleh salah satu sarana pemukiman nelayan yaitu TPI, yang mampu menampung seluruh hasil tangkapan ikan yang diperoleh penduduk setempat.
Namun demikian terdapat suatu fenomena kehidupan pada masyarakat di kawasan ini. Dengan latar belakang pendidikan yang rendah masyarakat nelayan Tambak Lorok memiliki cirri ketradisionalan yang masih melekat, terutama dapat terlihat pada metoda yang digunakan untuk usaha mereka yaitu penangkapan ikan, hal ini mempengaruhi kondisi sosial ekonomi mereka yang minim.
Kondisi sosial masyarakat yang minim mengakibatkan terbentuknya suatu lingkungan pemukiman yang belum memenuhi aspek kesehatan, teknis, kelestarian lingkungan hidup, ekologi, dan iklim. Akibat kekurang perhatian terhadap aspek tersebut maka kesan kumuh terlihat pada site dan ekspresi bangunan pada kawasan ini. Pada tahun 2002 laporan Monografi kelurahan Tanjungmas, pada kawasan ini terdapat data yang menyebutkan bahwa jumlah rumah dengan kriteria : 1. Permanen 635 buah 2. Rumah semi permanen 1.168 buah 3. Rumah non permanen 1.487 buah Sehingga dengan jumlah rumah non permanen yang mendominasi, dapat terlihat bahwa kawasan ini belum lepas dari kesan kumuh.
Dan dalam perkembangannya, pemukiman nelayan dihadapkan pada tuntutan kebutuhan akan dapat tertampungnya kegiatan-kegiatan kehidupan masyarakat yaitu kegiatan kerja sebagai masyarakat nelayan baik continue maupun tertentu. Dalam hal ini adalah penyediaan sarana dan prasarana lingkungan yang akan menunjang perkembangan lingkungan pemukiman tersebut dengan adanya keberadaan fasilitas sosial dan fasilitas perekonomian.
Disisi lain motivasi untuk meningkatkan taraf hidup dari para nelayan telah tumbuh dengan baik karena memiliki keinginan hidup di lingkungan
lebih banyak yaitu sehat, aman, dan nyaman atau dengan kata lain memperhatikan aspek-aspek yang tersebut diatas. Dan pada kenyataannya mereka berupaya keras untuk mencapai harapan dan keinginan tersebut. Hal ini ditunjang sarana transportasi sungai yang lancar.
Berdasarkan uraian diatas, kawasan Tambak Lorok membutuhkan pembenahan dan penataan lingkungan pemukiman nelayan tersebut dengan memperhatikan tuntutan pengembangan sesuai dengan potensi yang ada hal ini ditekankan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui perbaikkan lingkungan dan peningkatan kualitas hunian dan lingkungan pemukiman yang dimulai dari fasilitas dasar lingkungan. Karena pada dasarnya pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Lokasi pemukiman ini sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Bagian Wilayah Kota III, untuk rencana penanganan bangunan yang akan dibangun terutama dengan adanya suatu kebijaksanaan dari Pemerintah Daerah tingkat 1 Jawa Tengah bahwa adanya kepastian status hukum terhadap kawasan Tambak Lorok, dengan ditandanganinya Berita Acara No. H.H.006/1/13/TMS/2000, tentang No. 590/1773/2000 Serah Terima Hak Atas Penggunaan Tanah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang di Kampung Tambak Lorok Semarang Kelurahan Tanjung Emas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang, pada hari Sabtu tanggal 15 April tahun 2000 Dengan ditandatanganinya berita acara ini maka penduduk Tambak Lorok memiliki hak penuh terhadap tanah di daerah ini.
Disamping itu sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah tingkat 1 Jawa Tengah yaitu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat ekonomi lemah maka Pemerintah tingkat 1 mengalokasikan dana untuk pemukiman nelayan dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah khususnya.
Dan Undang-Undang RI no.4 tahun 1992 pasal 4 yaitu Penataan perumahan dan pemukiman bertujuan untuk : a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia
dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. b. Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur. c. Memberiarahpadapertumbuhanwilayahdanpersebaranpendudukyang
rasional. d. Menunjang perubahan di bidang ekonomi, sosial dan budaya, dan bidang
lain. Serta pasal 5 ayat 1, yang berbunyi : “setiap warga negara mempunyai
hak untuk menempati dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sahat, aman, serasi. Dan teratur”.
Konsep penataan yang digunakan menitikberatkan pada penanganan permasalahan kawasan, potensi kawasan dan pendekatan perancangan kawasan sebagai kunci sukses, yang meliputi : tema, image/citra, keaslian, fungsi pengalaman, membentuk opini masyarakat, penilaian lingkungan, aspek teknologi, pembiayaan dan pengelolaan (waterfront development) dan pendekatan terhadap perancangan bangunan menggunakan Arsitektur Ekologis yang mengacu pada hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
1.2. TUJUAN DAN SASARAN 1.2.1. Tujuan
Tujuan utama yang akan dicapai adalah menata pemukiman nelayan Tambak Lorok dengan memperhatikan tuntutan pengembangan sesuai dengan potensi yang ada sehingga akan terjadi suatu perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas hunian dan lingkungan pemukiman yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. 1.2.2. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun & merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan penataan pemukiman beserta sarana dan prasarana secara terintegrasi dan sesuai dengan konteks lingkungan.
1.3. MANFAAT BAHASAN
Manfaat yang akan diperoleh dalam pembahasan ini sebagai berikut : 1. Secara Obyektif
a. Konsep pengembangan yang menitikberatkan pada penanganan permasalahan dan potensi dengan mengacu pada pendekatan perencanaan Arsitektur Ekologis dapat sebagai masukan bagi pemerintah kota Semarang dan pihak yang berwenang.
b. Menjadi kontribusi sendiri terhadap pembangunan sektor perikanan sebagai salah satu sektor perekonomian negara dalam upaya mendukung pendapatan asli daerah setempat.
2. Secara Subyektif a. Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk desain grafis.
b. Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA8649) yang harus dipenuhi untuk kelulusan sarjana strata 1 (S1) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Penataan Pemukiman Nelayan Tambak Lorok Semarang mempunyai penekanan pada penanganan permasalahan dan potensi kawasan Tambak Lorok.
Analisis mengenai perancangan kawasan menggunakan pendekatan Arsitektur Waterfront. Aspek-aspek yang berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk kawasan, aspek estetis dan struktur kawasan akan diuraikan sebagai satu kesatuan ruang yang berkesinambungan (continous space). Sedangkan langgan Arsitektur yang diangkat adalah Arsitektur Ekologis yang mengacu pada hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
1.5. METODOLOGI BAHASAN
Metodologi bahasan yang akan digunakan dalam pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur adalah deskriptif analitis yaitu dengan memberi suatu penjelasan dan menguraikan tentang data-data yang didapatkan baik data primer maupun data sekunder kemudian dianalisis dengan mengacu pada konteks permasalahan yang muncul. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari data statistic dan kepustakaan yang berkaitan dengan aspek perikanan dan penanganan permasalahan dan potensi kawasan perencanaan.
1.6. KERANGKA BAHASAN
Kerangka dan bahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A) Penataan Pemukiman Nelayan Tambak Lorok ini meliputi :
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
Pendahuluan
Yang akan menguraikan tentang tema umum penataan pemukiman nelayan Tambak Lorok Semarang, yang didalamnya meliputi latar belakang, tinjauan dan sasaran, ruang lingkup yang membatasi masalah, metodologi pembahasan yang dipakai, serta kerangka bahasan yang berisi tentang pokok-pokok pikiran pada setiap bab yang ada.
Tinjauan Pustaka
Berisi tentang teori-teori umum yang menunjang analisa untuk perencanaan dan perancangan penataan pemukiman nelayan Tambak Lorok. Tinjauan Umum Pemukiman Nelayan
Berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan perancangan penataan pemukiman nelayan Tambak Lorok Semarang menjadi suatu pemukiman yang memiliki peningkatan kualitas pemukiman.
Tinjauan dan Potensi Pemukiman Nelayan Tambak Lorok Semarang Berisi tentang deskripsi kondisi dan potensi kawasan pemukiman Tambak Lorok, baik fisik maupun non fisik yang mengarah pada penataan pemukiman nelayan Tambak Lorok
BAB V
BAB VI
BAB VII
Semarang sebagai pemukiman yang memiliki peningkatan kualitas pemukiman. Analisa Pemukiman Nelayan Tambak Lorok Akan diuraikan analisis-analisis yang bersifat penajaman terhadap materi yang dikaitkan dengan konteks lahan perencanaan. Materi yang dianalisis yaitu analisis perencanaan yang meliputi pengembangan kawasan lokasi dan tapak, kapasitas, aktivitas, dan fasilitas sedangkan analisa perancangan meliputi analisa penerapan meliputi analisa penerapan konsep pendekatan kawasan serta langgam arsitektur bangunan. Batasan dan Anggapan
Berisi tentang batasan dan anggapan yang dihasilkan dari analisis dan akan diterapkan pada Program Perencanaan dan Perancangan. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Penataan Pemukiman Tambak Lorok Semarang
Yaitu berisi tentang uraian yang berisi tentang uraian yang berkaitan tentang karakter pelaku baik macam maupun aktivitasnya, karakterisitik tentang pemukiman nelayan, luas lahan yang digunakan, fasilitas yang dibutuhkan, jenis struktur dan bahan bangunan yang akan dipakai sesuai dengan karakter fisik lahan yangakan dicapai. Pendekatan perancangan kawasan menggunakan pendekatan arsitektur waterfront dan teori-teori pengintegrasian, sedangkan pendekatan terhadap perancangan bangunan menggunakan langgam Arsitektur Ekologis.
BAB VIII Program Perencanaan dan Perancangan Penataan Pemukiman Nelayan Tambak Lorok Semarang
Berisi program perencanaan dan dasar-dasar perancangan suatu penataan pemukiman nelayan dengan tetap memperhatikan konteks lingkungan dan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar